Source : https://www.usnews.com |
Washington DC -
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menghadapi tekanan bipartisan untuk memberikan contoh dengan memakai masker di tengah pandemi virus Corona (COVID-19) yang kian merajalela. Tekanan juga muncul dari kalangan Partai Republik yang biasanya enggan mengkritik Trump.
Seperti dilansir AFP, Senin (29/6/2020), jumlah kasus virus Corona mengalami kenaikan tajam di lebih dari separuh negara bagian AS, bahkan mencapai rekor tertinggi baru setelah beberapa bulan upaya mengurangi Corona diterapkan secara tidak merata di wilayah AS dan terkadang diwarnai pesan kontradiktif dari pemerintah.
Wilayah AS bagian selatan dan barat, yang lebih awal membuka perekonomian, menjadi yang terdampak paling parah. Tapi dengan lonjakan kasus terbaru, total kasus Corona di AS kini melampaui 2,5 juta kasus dan total kematian melampaui 125 ribu orang. Situasi ini memicu seruan lebih luas untuk pemberlakuan aturan lebih tegas.
Menteri Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS, Alex Azar, telah memperingatkan bahwa 'jendela tertutup' untuk mengendalikan ledakan penularan Corona di negara-negara bagian AS yang dipimpin kelompok konservatif.
"Ini merupakan situasi yang sangat, sangat serius dan jendela tertutup bagi kita untuk mengambil tindakan dan mengendalikan ini," kata Azar dalam wawancara degan CNN.
Azar sempat ditanya soal mengapa Trump menolak untuk memakai masker di depan umum dan menjadi contoh -- bahkan saat dia berdiri di sebelah penasihat kesehatannya yang selalu tampak memakai masker. Dia hanya menekankan kembali penjelasan Gedung Putih soal Trump secara rutin dites Corona setiap hari dan menyebut Trump ada dalam 'posisi unik' sebagai pemimpin dunia.
Baca juga :
7 Cara Berkebun Super Aneh Sepanjang Masa, Nomor 5 Pakai Bra
7 Desain Bikin Puyeng, Nomor 5 Gagal Paham Deh
Namun banyak politikus Partai Republik yang biasanya enggan mengkritik Trump, kini lebih keras menyerukan pemakaian masker di tengah pandemi Corona. Beberapa politikus bahkan mendorong agar Trump memberikan contoh yang lebih jelas.
"Jika memakai masker penting, dan seluruh pakar kesehatan memberitahu kita demikian ... itu akan membantu jika dari waktu ke waktu, presiden memakainya (masker) untuk membantu kita mengenyahkan perdebatan politik yang menyatakan bahwa jika Anda mendukung Trump, Anda tidak memakai masker, jika Anda menentang Trump, Anda memakainya," ucap Senator Republikan, Lamar Alexander, kepada CNN.
Diketahui bahwa di beberapa wilayah AS, pemakaian masker menjadi isu perdebatan politik bukannya menjadi pilihan terkait kesehatan.
Wakil Presiden AS, Mike Pence, beberapa kali terlihat memakai masker di tempat umum, namun dia tidak pernah menyerukan publik untuk memakai masker. Saat ditanya mengapa pemerintah AS tidak mendorong lebih keras soal pemakaian masker, Pence menyatakan bahwa 'setiap negara bagian memiliki situasi unik' dan bahwa 'kami ingin menyerahkan kepada gubernur' untuk memutuskan aturan di negara bagian mereka.
Beberapa politikus Partai Demokrat menginginkan Trump tidak hanya memberi contoh, tapi juga mewajibkan pemakaian masker secara nasional. Bahkan kandidat capres AS dari Partai Demokrat, Joe Biden, menyatakan dirinya akan mewajibkan pemakaian masker di tempat umum.
Saat ditanya oleh media AS, ABC, apakah dirinya setuju dengan langkah itu, Ketua House of Representatives (HOR) atau DPR AS, Nancy Pelosi, menyebutnya sebagai langkah yang 'sudah lama tertunda'.
"Kita memiliki catatan terburuk dibanding negara lain di dunia ini. Dan presiden mengatakan kita membuat kemajuan. Presiden seharusnya menjadi contoh. Pria sejati memakai masker. Jadilah contoh bagi negara dan pakai masker," tandasnya.
Sumber : https://news.detik.com